Setelah permulaan yang lamban pada episode sebelumnya, One Punch Man Season 3 Episode 2, berjudul “Monster Traits,” akhirnya menyajikan kombinasi humor dan aksi yang dinanti-nantikan penggemar. Episode ini mendalami intrik baru di kota yang terpecah belah, dengan ancaman monster yang semakin nyata. Para penonton diajak untuk menyelami berbagai peristiwa tak terduga yang melibatkan karakter kunci seperti Saitama Garou. Ulasan lengkap ini bersumber dari IGN.

Dinamika Kota dan Ancaman Monster yang Meningkat
Kondisi kota digambarkan terpecah belah setelah serbuan monster, dengan ancaman yang semakin besar. Para warga tidak semua mendukung para pahlawan, yang terlihat dari poster-poster protes yang dipegang oleh “Monster Worship Party.” Kelompok ini menyerukan “Patuhi monster” dan “Bekerja sama dengan monster,” menawarkan solusi berupa pengorbanan reguler untuk menenangkan dan mengenyangkan monster. Ini adalah bagian penting dari Review One Punch Man Season 3 yang menyoroti konflik sosial.
Dalam situasi yang tegang ini, Garou memilih untuk tidak terlibat dalam pertengkaran di jalanan. Mirip dengan Kazuma Kiryu dari serial Yakuza, ia memutuskan untuk mencari makanan terlebih dahulu. Garou terlihat menikmati hidangan steak, salad, dan minuman di sebuah restoran, menunjukkan bahwa perburuan pahlawan ternyata membangkitkan nafsu makan yang besar.

Kisah Kocak Saitama dan Pertemuan Tak Terduga
Selain Garou, Saitama juga terlihat menikmati hidangan, namun ia menyadari dompetnya hilang. Tidak ada petunjuk apakah ia meninggalkannya di toko kelontong, dan teman-temannya pun tidak dapat membantu karena mereka juga tidak punya uang. Di sini, One Punch Man Season 3 Episode 2 menyajikan komedi situasi khas yang menampilkan sang pahlawan putus asa, berusaha menghindari tindakan kriminal untuk keluar dari kesulitan.
Ekspresi Saitama di episode ini sangatlah “gila”, dan akhirnya terasa seperti J.C.Staff telah mengingat daya tarik karakter-karakter serial ini. Setiap orang melakukan monolog internal, lupa akan tujuan awal mereka, dan saling berpapasan pada momen-momen yang paling tidak tepat secara individu. Momen-momen ini menciptakan hiburan yang menyenangkan.
Setelah berhasil menghindari pembayaran tagihan, Garou akhirnya mengingat misi utamanya: membawa kepala pahlawan untuk Asosiasi Monster guna membuktikan dirinya sebagai pemimpin baru. Namun, alih-alih membuktikan dirinya sebagai penjahat, ia justru berhasil menjadi pahlawan bagi seorang anak kecil yang sebelumnya ia temui.
Saitama juga bertekad untuk membuktikan kepahlawanannya. Dalam pertemuan pertama yang tak terhindarkan, Saitama Garou secara tidak sengaja terlibat perkelahian karena Garou mencoba kabur dari tagihan—tanpa Saitama menyadari siapa sebenarnya Garou. Dengan cepat mengalahkannya menggunakan gerakan khasnya, kekonyolan ini mengembalikan kita pada hal yang membuat One Punch Man istimewa, yaitu penerapan kehadiran pertarungan pahlawan dan organisasi dalam kehidupan sehari-hari Jepang serta bagaimana keduanya berinteraksi dan bertabrakan.
Kemunculan King the Ripper dan Peningkatan Aksi
Setelah kekonyolan tersebut, intensitas cerita mulai meningkat. King the Ripper muncul, sebuah legenda urban monster yang langsung dikenali oleh teman muda Garou. King the Ripper menampilkan kehadiran yang meyakinkan, mengakhiri setiap kalimat dengan bisikan permintaan maaf yang menyeramkan namun tidak tulus. Kualitas animasi juga mulai terlihat meningkat di segmen ini.
Tempo produksi ini mulai memiliki efek yang sangat menghibur setelah dua minggu berjalan. Ini seolah-olah mengedipkan mata kepada penonton, mengakui apa yang kita cari dan di mana penekanan harus ditempatkan. Ini adalah meta gag yang mengingatkan pada Aqua Teen Hunger Force dari adultswim, dan sangat cocok dengan humor keseluruhan acara ini, memperkuat Review One Punch Man Season 3.

Rencana Besar Gyoro-Gyoro dan Ujian Garou
Episode ditutup dengan beberapa wahyu penting yang disampaikan secara verbal oleh Gyoro-Gyoro dari singgasananya yang empuk. Seperti Garou, Lord Orochi dulunya adalah manusia, dan ia diciptakan oleh Gyoro-Gyoro. Rencana utama mereka adalah melatih Garou untuk menjadi Orochi kedua. Hal ini menunjukkan arah plot yang serius dalam One Punch Man Season 3 Episode 2.
King the Ripper akan menjadi ujian apakah Garou memiliki apa yang diperlukan untuk menjadi Orochi berikutnya. Gyoro-Gyoro menugaskan Garou untuk membunuh anak itu, namun filosofi pribadi mereka bertabrakan. Pertikaian yang terjadi di antara mereka adalah adegan pertarungan yang sesungguhnya pertama di musim ini.
Adegan tersebut menampilkan berbagai sudut pandang jarak dekat yang mencolok dan efek partikel yang mengalir, menandakan peningkatan signifikan dalam kualitas visual. Pertarungan pun dimulai, yang langsung diikuti dengan daftar kredit. Momen Saitama Garou ini menjadi titik balik penting.
Setelah permulaan yang dinilai canggung dan lamban, One Punch Man Season 3 secara bertahap mulai menemukan ritmenya kembali. Episode 2 ini menunjukkan bahwa yang dibutuhkan hanyalah beberapa “daging” pada tulangnya, menghadirkan kembali kesenangan dan aksi yang telah menjadi ciri khas serial ini. Dengan interaksi antara Saitama Garou yang menarik dan perkembangan plot yang signifikan, Review One Punch Man Season 3 ini menunjukkan potensi besar untuk episode-episode mendatang. Baca artikel lainnya disini
